Tuesday, 22 March 2016

The Modesty of Syar'i Hijab

Assalamu'alaikum

Ketika kita berbicara tentang pakaian syar'i yang terbesit di benak kita umumnya adalah pakaian berwarna gelap dengan khimar super panjang dan lebar. Namun, jika kita tinjau lebih dalam lagi, pakaian sesuai syari'at atau pakaian syar'i khususnya bagi muslimah adalah pakaian longgar dengan khimar menutup dada. That's it! Entah bagaimana model bajunya, cutting-annya, warnanya. diserahkan kepada sang pembuat pakaian atau sang designer, asalkan segala prinsip syari'at dalam berbusana sudah dijalankan.

Pakaian syar'i juga tidak selalu harus dengan khimar super panjang. Kita harus tahu kebutuhan tiap orang berbeda-beda. Maka dari itu outfitnya pun berbeda-beda. Disesuaikan dengan tingkat mobilitas, tingkat kenyamanan, bahkan dengan budaya setempat. Jadi jangan sampai kita salah menilai seseorang hanya dari tampilan luarnya saja.



Pakaian syar'i bagi saya juga tidak terpatok pada satu style saja. Tergantung kebutuhan kita pada saat itu. Ketika saya harus meeting dengan rekan bisnis, pakaian saya haruslah berkesan formal. Biasanya saya suka menambahkan outer seperti blazer untuk kesan yang lebih formal. Kalau hijabnya saya suka dengan square scarf atau pashmina. Lain halnya ketika saya sedang hang out dengan ibu-ibu sebaya saya, saya agak sedikit santai. Misalnya dengan memakai top dan skirt atau dress, ditambahkan dengan pashmina sebagai khimarnya (penutup kepala). Atau ketika saya sedang mengaji atau datang ke majelis ilmu, saya pun memilih pakaian yang simple dan nyaman, misalnya abaya dengan khimar. Jadi apapun kondisinya, dan dengan siapa saya bertemu itulah yang menjadi penentu saya untuk menyesuaikan gaya dan penampilan. Busana apapun yang kita kenakan, yang terpenting adalah selalu memenuhi kriteria berpakaian syar'i sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah. Yang bisa disimpulkan prinsip-prinsipnya sebagai berikut:
  1. Tidak ketat (loose). Pakaian ketat tentu saja akan memperlihatkan lekuk tubuh wanita apabila dipakai oleh muslimah. (mengacu pada Hadits riwayat Ahmad dan Muslim, tentang 2 golongan ahli neraka salah satunya: yang 'berpakaian namun telanjang') 
  2. Tidak transparan. Karena tubuh dan rambut wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan (mengacu pada Hadits riwayat at-Thabari).
  3. Hijab menutup dada. (Al-Qur'an Surat An-Nur 31)
  4. Memakai kaos kaki. Sebenarnya pakai kaos kaki tidak diharuskan, asal dapat menjamin kalau aurat (kulit kaki) tidak terlihat. Karena aurat muslimah adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Namun untuk memastikannya tertutup dalam segala aktivitas adalah dengan memakai kaos kaki.
  5. Tidak menyerupai lelaki. (Mengacu pada Hadits riwayat Bukhari)
Hijab syar'i tidak membatasi muslimah mengenakan busana dengan gaya apapun asal tidak bertentangan dengan kelima poin di atas. Untuk outfit yang saya kenakan saat itu contohnya, karena sedang santai dan tak ada kegiatan apa-apa, jadi saya cukup berpakaian senyamannya. Busana yang saya pilih lebih simple, yaitu Basic Abaya hitam dari KIVITZ dipadukan dengan Ayla Khimar yang juga dari KIVITZ. Untuk mendapatkan paduan warna yang lebih kontras, saya padukan warna hitam dengan light brown.

Wallahu 'alam bishawab...


My outfit:
Ayla Khimar by KIVITZ
Dress by KIVITZ

Wassalamu'alaikum

3 comments:

  1. keep inspiring ya fit...sukses selalu, sy jg pembaca setia blogmu sejak bertahun lalu...love..love... keep isnpiring...

    www.indahannora.blogspot.co.id

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahhh... Alhamdulillah. Terima kasih mba Indah.
      Selalu setia dengan blogku.

      Salam silaturahim :)

      Delete
  2. Assalamualaikum mb fitri, sy baru belajar berpenampilan syar'i tapi kebanyakan koleksi busana sy celana, kasih tips donk mb cara berpenampilan syar'i walaupun pke celana. mksh mb

    ReplyDelete