Kamis, 29 Oktober 2015 yang lalu menjadi salah satu hari bersejarah untuk saya. Tahun ini akhirnya saya kembali ke panggung Jakarta Fashion Week. Mengapa ini menjadi salah satu moment bersejarah untuk saya? Karena di setiap perhelatan atau event besar ini menjadi ajang untuk para designer menampilkan hasil karya 'tergila' mereka. Maka tak jarang baju-baju yang diperagakan terlihat unik sekaligus 'aneh' karena memang fashion show seperti JFW ini bukan ajang untuk berjualan secara langsung. Sebagai designer kita dituntut untuk bisa menterjemahkan ide dan inspirasi kita, yang entah dari mana itu idenya, ke dalam bentuk fashion. Jadi bukan hanya membuat baju siap jual semata. Menurut saya designer yang sukses adalah designer yang bisa menerjemahkan inspirasinya ke dalam bentuk fashion item. Jadi bukan hanya bajunya cantik saja, tapi bagaimana baju tersebut bisa mempunyai 'jiwa' dari tiap piece-nya. Dan designer sebagai insan kreatif juga harus berfikir out of the box. Memikirkan sesuatu hal yang belum pernah difikirkan orang lain.. Nah itu baru keren :)
Oh ya, di ajang ini juga biasanya para designer juga menjadi tempat untuk forecasting trend di tahun depannya dengan beberapa development dari baju yang sudah ditampilkan. Jadi kita bisa sedikit menebak koleksi berikutnya dari para designer tersebut. Bisa dilihat dari color tone-nya apa saja yang akan digunakan, style-nya mengarah kemana, dan fashion item apa yang kira-kira akan keluar di koleksi berikutnya. Tentunya berbeda saat di fashion show, koleksi yang yang akan dijual secara massal nantinya akan berbeda jenis bahan atau warnanya. Tapi kita masih bisa menarik benang merah dari koleksi sang designer, antara koleksi untuk JFW dan koleksi untuk dijual massal karena konsepnya masih berkaitan. Nah, fashion industry yang diterapkan di luar negeri seperti itu, ajang besar seperti fashion week hanya menjadi ajang trend forecast dari setiap brand. Kalau dilihat, kadang agak berbeda ya, yang diterapkan di Indonesia.. :)
FITRI AULIA: NIGHTTIDE ALTERATION
Lanjut membicarakan koleksi saya untuk JFW ini yaa... Nighttide Alteration yang berarti pergantian dari malam ke Fajr atau difilosofikan seperti pemberi harapan baru, bermain dengan warna-warna bold, seperti maroon, green forest, navy, hitam dan pastinya gold. Bahan yang digunakan adalah songket Aceh, chiffon (baik polos maupun dengan teknik pleat), satin duchess, dan juga organza.
Koleksi ini dibuat sekitar 2 bulan untuk proses produksinya dan 1 bulan untuk proses kreatifnya. Sungguh perjalanan yang panjang untuk bisa menghasilkan 8 baju ini. Kurang tidur dan sangat diperlukan ketekunan, jiwa perfeksionis dan pantang menyerah untuk bisa menyelesaikan ini semua. Fiuh... Bagi saya, berkarir di fashion industry bukan hal yang mudah. Karena pada dasarnya setiap pekerjaan sama saja. Tidak ada yang lebih baik dan tidak ada yang lebih buruk. Kalau kita menjalaninya dengan passsion tidak akan terlalu terasa capeknya dan itu berlaku di semua jenis pekerjaan. Jangan lupa diniatkan karena Allah yaa. Agar aktivitas kita tidak sia-sia, bahkan bisa menambah pahala kita kalau niatnya Lillahi ta'ala. Hmmm, puas terbayar semua keletihan kalau fashion show ini berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan yang berarti.
Saat hari H, saya sudah sampai Senayan City sekitar pukul 09.00 pagi untuk melakukan GR dengan model dan memakan waktu kurang lebih 1 jam. Setelah itu saya bersiap-siap untuk Press Conference dengan para wartawan media pukul 12.00, kemudian masuk ke backstage untuk persiapan semuanya. Sampailah waktu jam 15.00 dan show-nya dimulai. Dari 6 designer dari Lasalle College, saya mendapat urutan yang ke-2.
Untuk stylingnya, beberapa model saya buat hijab style dengan bergaya menutupi sebagian muka. Tanpa bermaksud mengarah kepada produksi niqab nantinya. Just styling for fashion show yang sesuai dengan konsep dan moodboard-nya. Saya juga menggunakan aksesoris tradisional dari Aceh seperti hiasan kepala dan juga gelang tradisionalnya. Mengapa Aceh? Karena Aceh sudah menjadi fashion signature dari brand Fitri Aulia. Dengan ciri motif dan warna-warnanya yang bold sesuai dengan karakter perempuan Aceh sendiri, yang tabah, mandiri dan penuh harapan. Alhamdulillah, semua proses fashion show berjalan lancar sampai selesai.
Nah, sesuai penjabaran di atas.. Kalau dari fashion show ini, apa saja yang bisa kalian tangkap untuk koleksi ready-to-wear KIVITZ mendatang?
Wassalamu'alaikum
cantik-cantik banget koleksinya kak fit....selamat yaaaa
ReplyDeleteaku suka banget yang warna maroon-grey, yang green forest juga lucu banget, yang navi pakai niqob gorgeous banget suka semuaa
wah detail yg hijau sukaaa
ReplyDeleteSaya suka baca tulisan kakak. Josss gandosss :D. Bajunya unik2.. Terutama yg bercadar (y)
ReplyDeleteBerapaan harganya
ReplyDeleteBerapaan harganya
ReplyDeleteYang biru masi ada?
ReplyDelete