Saturday, 18 June 2016

Aceh Day 3: Acehnese Patterns Study

Assalamu'alaikum

Di hari ketiga saya di Banda Aceh, saya dikenalkan oleh Bang Azhar dengan Ibu Mukhirah, seorang dosen Tata Busana Unsyiah, yang tahu betul mengenai motif-motif Aceh. Sebenarnya ada satu orang lagi yang menurut Bang Azhar juga paham mengenai motif Aceh, tapi amat disayangkan beliau susah sekali untuk ditemui. Tapi sepertinya dengan siapapun saya belajar akan sama saja. Dan Alhamdulillah Ibu Mukhirah dengan senang hati meluangkan waktunya untuk saya bisa datang ke rumah beliau yang berada di kawasan perumahan dosen Unsyiah untuk menimba ilmu ini.

Selesai shalat Asar, kami sudah berada di rumah Ibu Mukhirah. Dengan membawa peralatan tulis, Ibu Mukhirah mulai menggambar satu per satu motif Aceh berdasarkan daerahnya. Baru tahu kan? Karena dari literatur yang saya dari hasil berselancar di internet, motif Aceh hanya berupa potongan-potongan motif, seperti mata itik, awan berarak, bunga selanga, dll. Alhamdulillah saya mendapat ilmu yang baru di sini.

Lalu bagaimana kita bisa berimprovisasi dari motif-motif yang sudah ada? Menurut Ibu Mukhirah, asal bentuknya tidak berubah, mau diubah warna, besar atau kecil ukurannya, itu tidak menjadi persoalan. Semoga dari hasil research saya kali ini akan menghasilkan karya yang lebih baik lagi dan tetap bisa melestarikan budaya Aceh itu sendiri. Semoga ilmu yang Ibu Mukhirah sampaikan ini juga bisa bermanfaat dan bisa turun ke anak cucu kita kelak. Karena amat disayangkan Ibu Mukhirah tidak membuatnya menjadi sebuah buku. Karena penerus kita akan kesulitan untuk mencari literatur yang terpercaya.

Tak lama saya berada di rumah Ibu Mukhirah, hanya sekitar 1 jam saja, karena beliau ada agenda dengan keluarga, akhirnya saya mencari tempat ngemil karena saat itu masih terang dan masih sore padahal sudah sekitar 17.30. Tempat yang kita tuju kali ini adalah Canai Mamak yang berada di kawasan Pango. Selain warung kopi, ada satu tempat di Banda Aceh yang tak pernah sepi dan selalu dipadati pengunjung. Mendengar namanya seperti sebuah usaha franchise dari Malaysia ya, tapi jangan salah pemilik Canai Mamak ini asli orang Aceh. Usahanya ini dibuat karena terinspirasi saat beliau bekerja di Kuala Lumpur, Malaysia.

Roti canai adalah sejenis makanan khas dari India yang dibuat dari tepung terigu dan kemudian digoreng dengan mentega atau minyak yang sedikit sekali di atas pengorengan yang datar. Ada beragam jenis pilihan rasa canai yang ditawarkan di Canai Mamak ini, yakni canai gula, canai dengan telur. bawang dan kuah kari ayam, canai kari ayam, canai nanas, canai srikaya, canai cokelat, canai pisang keju cokelat, dll. Akhirnya saya memilih canai kari ayam karena saya sangat suka makanan khasnya dari sebuah makanan.

Untuk outfit kali ini saya memilih Salacca Top berwarna navy dan Pleated Skirt berwarna abu dengan paduan hijab Moulay Limited Scarf untuk kesan yang lebih santai. Karena jadwal saya hari itu hanya mengunjungi Ibu Mukhirah dan pasti sorenya saya berjalan-jalan keliling Banda Aceh. Oleh karena itu saya perlu outfit yang nyaman, sederhana, namun tetap Syar'i & Stylish. Sesekali dicoba deh outfit dengan menggunakan atasan dan bawahan. Selama masih dalam batasan longgar, pakaian Syar'i santai seperti ini bisa menjadi pilihan.

Sepertinya petualangan hari ini sampai sini saja karena kita harus bersiap-siap untuk ke Takengon dengan mobil travel di malam hari. See you on the next post ;)








My outfit:
Moulay Limited Scarf by KIVITZ
Salacca Top (navy) by KIVITZ
Pleated Skirt (grey) by KIVITZ

Wassalamu'alaikum

No comments:

Post a Comment