Sunday, 26 June 2016

Aceh Day 7: Coffee Festival

Assalamu'alaikum

Setibanya saya kembali dari Sabang, keesokan harinya saya diberi kesempatan untuk ngobrol-ngobrol santai dengan mahasiswa dan mahasiswi di Perpusataan Unsyiah. Setiap hari Rabu siang memang mereka menjadwalkan untuk adanya sebuah acara hiburan, entah itu performance band dari mahasiswa di sana atau mini talkshow. Ide dari kepala perpustakaan ini bertujuan untuk membuat pengunjung perpustakaan kembali ramai. Tidak lama talkshow saya di sana, hanya sekitar setengah jam saja. Sayang sekali saya tidak mempunyai dokumentasinya dikarenakan memory kamera saya kepenuhan. Huhu... Tapi terima kasih kepada Kepala Perpustaan Unsyiah yang sudah mengundang saya ke acara ini dan juga Abang Azhar yang juga membawa saya bisa sampai ke sini.

Karena hari masih sangat sore, akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi Festival Kopi yang sedang berlangsung di Lapangan Blang Padang dari tanggal 10-12 Mei yang lalu. Sebenarnya ini malam kedua saya datang ke sini dikarenakan suami saya yang suka sekali dengan kopi sehingga kami tidak ingin kelewatan event ini, bahkan 2 kali kami bolak balik ke sini. Hihi... Seperti ada rasa belum puas kalau hanya sekali saja. Di event ini terdapat semua jenis kopi yang disediakan di setiap kedai-kedai kopi di seluruh Banda Aceh, bahkan dari Takengon pun datang. Kebetulan saya juga lumayan suka kopi walau tidak terlalu addict seperti suami saya.

Nah, di satu kedai ada yang cukup unik. Kalau biasa kita tahu teh tubruk, kalau di sini ada kopi tubruk atau yang lebih dikenal dengan nama Kopi Khop karena bentuknya seperti kopiah. Saya berkesempatan melihat langsung proses membuatnya. Beda dari kopi kebanyakan yang biasa disajikan dengan mesin kopi. Kopi Khop ini menurut saya masih sangat tradisional tapi tidak ketinggalan juga. Jadi dari sebuah cangkir yang sudah diisi kopi dan air mendidih kemudian cangkir tersebut dibalik dan kita meminumnya dari celah-celah antara cangkir dan piring kecil dengan sebuah sedotan. Ada triknya sendiri lho. Seru banget mencoba meminum kopi dengan gaya baru! Bang Aan pemilik kedai kopi ini juga menceritakan mengapa orang di jaman dahulu meminum kopi dengan cara seperti ini. Hmmm, rupanya bisnis juga bisa menjadi ajang untuk melestarikan sebuah budaya ya.

Di hari yang sama, kebetulan bertepatan dengan hari kelahiran saya. Ketika saya kembali ke rumah tante (jadi memang seminggu lebih ini saya tidak tinggal di hotel melainkan di rumah tante), saya dikejutkan dengan balon-balon dan donat-donat lucu oleh sepupu saya Lia. Terima kasih dek Lia... Buat saya ini bukan perayaan ulang tahun, tapi lebih kepada pemberian perhatian kepada seseorang dalam keluarga. Akhirnya ada juga foto bersama dengan saudara-saudara di Aceh, walau belum lengkap betul. Karena keluarga papa saya jumlahnya banyak, ada 9 kakak beradik. Kebetulannya lagi, papa saya juga turur pulang kampung dengan saya kala itu. Thanks papa, Fitri tau, walau sebenarnya papa pendiam, papa suka banggain Fitri ke keluarga-keluarga. Semoga aku akan selalu membahagiakanmu, Pa... Maa.... :) Welcome 28!




My outfit:
Kian Pashmina by KIVITZ
Carica Dress (Red-Black) by KIVITZ

Wassalamu'alaikum


1 comment:

  1. Seru banget bisa nyobain minum kopi ala Aceh gitu. Semoga selalu menjadi kebanggaan ortunya Kak :)

    ReplyDelete