Tuesday 26 February 2013

My Umrah Trip: Masjid Al-Haram

Assalamu'alaikum

Janganlah bersengaja melakukan perjalanan dengan sengaja (dalam rangka ibadah) kecuali ke tiga masjid: masjidku (Masjid Nabawi), masjidil Haram, dan Masjidil Aqsa. (HR. Bukhari no. 1189 dan Muslim no. 1397)
Shalat di dalamnya (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 kali shalat di masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram. Sedangkan satu kali shalat di Masjidil Haram itu lebih utama 100.000 kali daripada di tempat lain. (HR. Ibnu Majah No. 1/450)

Alhamdulillah... Akhirnya saya bisa diberi kesempatan oleh Allah Swt untuk bisa melihat, mengunjungi, dan shalat langsung menghadap Ka'bah. Pertama kali saya menginjakan kaki di Masjidil Haram adalah ketika prosesi Umrah. Setibanya di bandara Jeddah pukul 11 malam dan kami harus melewati antrian imigrasi yang sangat melelahkan, hampir 2 jam. Subhanallah, baru saja sampai kami sudah diuji kesabarannya :) Setelah itu, rombongan langsung menuju hotel di Mekah dengan memakan waktu satu jam perjalanan. Tak bisa beristirahat lama-lama di hotel, karena kami sudah dalam keadaan berihram sejak miqat di atas pesawat, kami langsung menuju Masjidil Haram di malam menjelang subuh itu. Namun kami tetap semangat karena inilah saatnya kita menunaikan ibadah umrah. Kalau di Jakarta kita lihat jam segitu akan sangat sepi, tapi tidak untuk di Mekah, Masjidil Haram tetap penuh dengan umat Rasulullah. Subhanallah... Merinding melihat segala kebesaranNya yang disaksikan dengan mata kepala sendiri. Bangunan Ka'bah yang biasa hanya dilihat di televisi atau foto, kini ada langsung di depan mata. Rasa haru tak terbentung sambil bibir ini mengucap istighfar. Semoga saya memang pantas masuk ke dalam rumah Allah yang megah ini (Masjidil Haram).

Prosesi umroh sendiri sebenarnya hanya memakan waktu sekitar 4 jam saja. Dimulai dengan thawaf (mengelilingi Ka'bah) 7 kali putaran, dilanjutkan dengan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, Sa'i (Sofa-Marwa) 7 kali, dan diakhiri dengan tahalul. Selanjutnya saya masih akan berada di Mekah selama 7 hari ke depan untuk ibadah harian. Waktu yang singkat ini saya habiskan dengan berdiam diri di Masjid, tilawah dan mentadaburi Al Qur'an, shalat taubat, shalat hajat, sampai shalat mutlak. Biasanya pembagian waktu saya selama di Mekah adalah tahajud sampai Dhuha ke masjid, thawaf, sarapan ke hotel, istirahat atau biasanya ada kajian dari travel, shalat dzuhur, makan siang ke hotel, shalat ashar, thawaf, shalat maghrib, shalat isya, lalu baru kembali lagi ke hotel untuk makan malam dan istirahat. Begitu saja setiap harinya. Dan saya sangat menikmati hari-hari saya hanya diisi dengan beribadah tanpa memikirkan pekerjaan dan masalah duniawi yang lainnya. Apalagi saya sengaja tidak membawa laptop atau membeli kartu telepon selular di sana untuk mengaktifkan handphone. Alhamdulillah, benar-benar terasa sekali ibadahnya.
Setiap hari Allah menurunkan 120 rahmat di Masjidil Haram, 60 rahmat diberikan bagi yang thawaf, 40 rahmat diberikan bagi yang shalat, dan 20 rahmat bagi mereka yang menyaksikan (HR. Baihaqi dari Ibnu Abbas ra)
Suasana Thawaf yang penuh khidmat dan kekhusyu'an. Tiap lisan manusia berdzikir memuji Asma Allah.

Bangunan Masjidil Haram juga sangat besar dan megah. Diperkirakan bisa menampung 1.000.000 orang jamaah. Subhanallah... Namun, saat saya ke sana seperempat bagiannya sedang direnovasi, didekat Ka'bah menuju tempat Sa'i. Bisa terlihat dari foto-foto kami yang hanya menggunakan kamera handphone

Ibadah bersama suami, sehari setelah umroh (rambutnya sudah dicukur (tahalul))

Thawaf sambil berpegangan dengan mama supaya ga hilang :p

Satu hal lagi yang membuat saya terkesan adalah melihat muslimah-muslimah dari berbagai negara. Mereka saling menghargai perbedaan tiap muslimah di sana. Pakaian yang mereka gunakan sangat jelas berbeda, sesuai dengan kondisi culture negara masing-masing. Menjadi pemandangan yang biasa  melihat banyak wanita bercadar, bahkan sampai matanya pun ada yang tertutup. Muslimah Turki yang biasa dengan coat-coat panjangnya karena di negara mereka iklimnya sangat dingin. Muslimah Melayu yang terbiasa dengan menggunakan mukena berwarna putih jika shalat. Keragaman ini membuat saya semakin yakin, kalau busana muslimah tidak ada yang mutlak harus begini dan begitu. Yang jelas, busana muslimah itu harus longgar, hijab menutupi dada, tidak transparan, dan tidak ketat, tidak menyerupai lelaki dan menutup aurat dengan sempurna, persis seperti panduan dalam Al-Qur'an. Selanjutnya untuk masalah warna, motif, dan lain sebagainya disesuaikan dengan culture negaranya masing-masing. Sebenarnya menggunakan celana pun, tak jadi masalah. Namun, harus longgar, dan bajunya pun harus panjang, minimal selutut. Busana ini banyak dijumpai di kalangan muslimah India dan Pakistan.



Sekian mengenai prosesi umrah dan Masjidil Haram. Berikutnya adalah tour mengelilingi sekitar kota Mekah. See you on the next posting!

Wassalamu'alaikum

Sunday 24 February 2013

My Umrah Trip: Preparation

Assalamu'alaikum

Ibadah Haji dan Umrah pada hakikatnya adalah perjalanan menghampiri Allah SWT dengan mendatangi rumahNya, Baitullah, yaitu Ka'bah di Mekah. Sebagai perjalanan mendekati Allah SWT, haji dan umrah harus dilakukan secara tulus, terlepas dari motif-motif yang bersifat duniawi, seperti mencari perhatian dari orang lain, status sosial, atau berbangga diri. Ketulusan hati itu tampak jelas dalam ayat Al Qur'an yang memerintahkan berhaji dan umrah:

Dan diantara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. (QS. Al Imran: 97)

Dan sempurnakanlah ibadah haji haji dan umrah karena Allah. (QS. Al Baqarah: 196)

Perintah haji dan umrah dalam dua ayat di atas, ditekankan harus lillah, tulus karena Allah SWT. Hal demikian tidak ditemukan di ayat lain yang isinya perintah untuk beribadah, seperti shalat, zakat, dan puasa. Meskipun pada dasarnya semua ibadah harus lillah, terlebih haji dan umrah yang menuntut perjuangan dan kerja keras, lahir dan batin dalam waktu yang cukup lama. Haji dan umrah dipandang sebagai gerakan menuju kesempurnaan. Dengan sendirinya dibutuhkan bekal dan energi. Dan bekal yang terbaik adalah TAKWA.

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal. (QS. Al Baqarah: 197)

Bekal takwa itu mengandung beberapa makna yang perlu diperhatikan oleh para calon jamaah haji atau umrah.

  1. Semua biaya yang digunakan berasal dari harta HALAL, bukan hasil curian atau korupsi. Sebab, harta yang halal akan mencerahkan hati dan melapangkan perjalanan.
  2. Tidak membawa dagangan agar hati mereka tidak bercabang dan dapat berkonsentrasi untuk ibadah.
  3. Dianjurkan banyak melakukan amal kebajikan dalam perjalanan dan selama di tanah suci.
  4. Menjunjung tinggi moralitas dan berbudi pekerti luhur dengan tidak berkata kotor, tidak melanggar hukum-hukum Allah, dan tidak bertengkar dengan orang lain.
Dan salah satu bekal yang harus diperhatikan yaitu sikap sabar dan tahan uji. Semua kesulitan akan mampu dihadapi dengan penuh kesabaran sebagai bagian dari tanda-tanda kemabruran. Dengan berbekal energi takwa, insya Allah kita akan meraih kemabruran.

Memilih Travel
Menurut saya, memilih travel sangatlah penting untuk mendukung perjalanan ibadah kita. Apalagi bagi yang baru pertama kali mengadakan perjalanan umrah. Sebelumnya saya sudah memilih-milih travel umrah, membandingkan, dan memilih tanggal yang pas. Alhamdulillah, saya pun mendapat travel yang jadwal berangkatnya lebih cepat, yaitu awal Februari. Jarak antara mendaftar umroh, mengikuti manasik, dan pergi umroh berlangsung cepat. Saya pergi bersama suami, papa dan mama.

Alhamdulillah kemarin saya mendapat travel yang lebih baik dari sisi komunikasi dan taushiyah dari para pembinanya. Memperhatikan faktor ini jauh lebih penting daripada fasilitas umroh yang sifatnya jalan-jalan, atau senang-senang, karena tujuan umroh selayaknya adalah untuk beribadah.

Beberapa saat sebelum berangkat umroh bersama rombongan travel.
(Bahan seragam dari travel saya design sendiri dengan menyambungkan bahan velvet dress :p)

Persiapan Mental, Spiritual, dan Material
Persiapkanlah mental dan spiritual dengan keikhlasan dan kepasrahan yang tinggi kepada Allah SWT, serta bertaubatlah kepada-Nya dengan memperbanyak zikir memohon petunjuk dan bimbingan-Nya. Sebelum keberangkatan, selesaikan masalah-masalah yang berkenaan dengan  tanggung jawab dengan keluarga dan pekerjaan, bahkan hutang piutang. Banyaklah bersilaturahmi dengan saudara, teman, dan tetangga dengan memohon maaf dan meminta doa restu agar dilancarkan selama dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah umrah nanti.

Pelajarilah sejarah Islam, terlebih yang berhubungan dengan ibadah umrah, agar dalam melaksanakannya kita akan dapat memahami, menghayati, dan menjalankannya dengan lebih ikhlas, insya Allah. Selain itu, kita juga harus memperlajari tata cara shalat jenazah, karena hampir setiap saat kita menghabiskan waktu shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dan diiringi shalat jenazah di  akhir tiap shalat wajib. Jadi, bagi yang belum mengetahui dan hafal tata cara shalat jenazah, dianjurkan mempelajari dan menghafalkannya sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Untuk persiapan material, siapkan bekal secukupnya selama dalam perjalanan. Bawalah mata uang Real yang sudah ditukar di Indonesia untuk biaya sehari-hari di Tanah Suci atau untuk membeli oleh-oleh.

Persiapan Perlengkapan Umroh
Untuk ini saya membawa 1 koper besar untuk di bagasi dan 1 koper kecil untuk dibawa dalam kabin. Pada umumnya peralatan yang dibawa biasa-biasa saja, Al-Qur'an, Al-ma'tsurat, sajadah, perlengkapan kecantikan (foundation, sun block, lipgloss), pakaian dalam, kacamata hitam dan baju-baju harian selama berada di Makkah dan Madinah. Khusus baju harian yang akan dipakai untuk ibadah dan shalat di Masjid, saya mempersiapkan 5 Pcs dress berwarna hitam dan putih yang saya desain sendiri. Dari dulu saya sangat terinspirasi dan mengagumi gamis dan scarf berwarna hitam khas Muslimah Arab yang menurut saya sangat anggun dan elegan. Jadi saya mendesign pakaian dengan gaya serupa.   

Semua pakaian khusus ini saya buat dari bahan satin velvet. Nyaman, longgar dan anggun. Sama sekali tidak membentuk lekukan tubuh, dan tidak transparan. Jangan lupa untuk mengenakan celana panjang sebagai dalaman agar lebih aman. Dan untuk ke masjid hanya perlu ditambah scarf lebar yang TIDAK TRANSPARAN agar bisa digunakan untuk Shalat. Oleh karena itu saya memakai scarf bahan crepe, bukan cerruti yang juga diproduksi KIVITZ. Saya juga tidak biasa menggunakan bergo panjang atau mukena untuk pergi dan melakukan shalat di masjid. Saya lebih suka seperti pakaian Muslimah Arab, That's my style :)

Persiapan perlengkapan umrah diatas merupakan kebutuhan standar untuk perjalanan umrah. Jika memang membawa barang di luar yang disarankan tidak jadi menjadi masalah, hanya saja sebaiknya dipikirkan lagi apakah nantinya merepotkan atau tidak. Semoga perjalanan umrah kita selalu diniatkan hanya semata-mata ibadah kepada Allah SWT.

Alhamdulillah dalam 9 jam berikutnya di perjalanan pesawat ditambah perjalanan bus, Saya sampai di Makkah Al- Mukaramah :)  

Wassalamu'alaikum

Friday 22 February 2013

Grand Opening: Muslimah Clothing Boutique

Assalamu'alaikum

Hallo Malaysia... Insya Allah saya akan hadir di Shah Alam, Malaysia 3 Maret besok dalam acara talkshow, peluncuran buku, dan peresmian butik Muslimah Clothing. Butik Muslimah Clothing juga adalah butik reseller resmi KIVITZ di Malaysia. Insya Allah, acaranya akan berlangsung di Butik Muslimah Clothing Couture, Seksyen 7, Shah Alam. Info terakhir yang saya terima, pendaftaran untuk acara ini sudah full jadi sudah ditutup.

So bagi yang sudah daftar, let's meet up there!



Wassalamu'alaikum