Monday 22 October 2018

#FitriMulkyIkhtiar

Assalamu'alaikum,

Setelah sekian lama tidak menulis blog, karena kesibukan mendesain di KIVITZ, akhirnya kali ini aku mau menulis lagi. Pokoknya aku kekeuh banget, kali ini harus nulis! Hehe... Soalnya tulisanku tentang operasi lasik waktu itu booming banget, bahkan sampai sekarang masih ada yg suka DM aku ke Instagram untuk menanyakan tentang operasi lasik yang pernah aku jalani. Oleh karena itu, aku pengen banget berbagi cerita ke kamu semua tentang perihal yang satu ini.

Aku berharap ceritaku kali ini bisa menginspirasi kalian. Atau seenggaknya, memberi gambaran akan cerita lain di luar sana. Yang pastinya, bisa membuat kita lebih bersyukur akan hidup kita saat ini.

Oke, langsung aja ya...

Mungkin ini pertama kalinya aku mau ceritain pengalamanku untuk mendapatkan buah hati. Bukan karena ngerasa tabu, tapi lebih kepada, memang dari dulu aku belum serius untuk program ini. Salah satu alasannya aku pengen fokus ke bisnisku dulu, merapihkan dan pengembangannya. Tapi kalau dipikir-pikir, mau sampai kapan? Usia kita kan terbatas. Hehe. Yaa, semoga saja, kalau sudah ditulis kayak gini, aku jadi nambah semangat untuk menjalani semua programnya. Doa'in yaa...

Berawal dari memasuki tahun 2018 yang lalu, dimana tahun ini aku akan masuk ke usia 30 tahun. Akhirnya aku kepikiran untuk serius program ikhtiar memiliki keturunan. Jadi di bulan Januari, tepatnya di haid hari kedua, aku kembali lagi ke dokter yg ada di RS Bunda Margonda. Dengan dr. Mira SpOg lebih tepatnya. Pengecekan kali itu didapati bahwa aku ada kista sebesar 6 cm. Hmmm... Baru tau lho aku ada kista. Padahal aku terakhir cek dalam itu bulan September 2016, dengan dokter yang sama, dan hasilnya tidak ada sama sekali vonis tentang diriku. Pokoknya semua aman-aman aja kata dokter kala itu. Makanya pas dokter bilang ada kista 6cm di bagian sebelah kanan, aku agak kaget juga sih. Cepet banget ya dia muncul. Dalam setahun ngga ke dokter, udah ada aja kistanya. Gede pula itu 6cm.



Setelah tes darah di laboratorium, aku harus balik lagi ke dokter di hari ke-12 dengan sudah membawa hasil dari lab, hasil HSG, dan cek sperma suami. Kalau menurut dokter, Alhamdulillah ngga ada indikasi yang membahayakan kalau dilihat dari hasil laboratorium. Kalau hasil HSG, memang di HSG kali ini, di gambarkan dengan adanya saluran yang kurang lancar di bagian kanan. Jadi dari ini semua, bisa disimpulkan bahwa kista yang ada di aku ini menghambat terjadinya kehamilan.

Memang, walau dibeberapa kasus, kista ini tidak membahayakan, bahkan ada yang tetap bisa hamil dalam kondisi punya kista. Mungkin saja kista tersebut tidak menghalangi terjadinya pembuahan. Cuma kalau kasusnya di aku, yang sudah 8 tahun belum ada keturunan, mungkin saja kista ini adalah penyebabnya. Jadi di hari ke-12 ini dokter langsung menyarankan aku untuk langsung tindakan operasi laparaskopi minggu depannya.

Tapi, aku ngga seketika itu langsung daftar tindakan operasi di RS Bunda Margonda, karena aku pengen aja ngecek ke RS lainnya. Kebetulan aku punya tante yang jadi kepala bidan di RS YPK Mandiri, Menteng. Jadi di haid bulan Maret, aku mencoba peruntungan baru dengan mendaftar ke SpOg yang ada di YPK Mandiri, Menteng, pastinya dengan dibantu tanteku untuk pendaftarannya, sehingga ngga ada proses antri sama sekali. Hehe...

Ternyata, di dokter ini pun hasilnya sama. Bahwa benar ada kista di bagian kanan sebesar kurang lebih 6 cm. Oke, dari sini aku makin yakin untuk menjalani operasi laparaskopi. Tapi berhubung aku punya asuransi kesehatan, akhirnya aku konsul dulu sama agen asuransiku mengenai operasi ini. Dicover atau tidaknya dan apakah sistemnya hanya memberi kartu atau reimburse.

Setelah ditelisik, asuransi kesehatanku bisa mengcover operasi ini. Tapi masalah pembayaran dilihat juga dari RS-nya, rekanan atau bukan. Kalau rekanan, berarti sistemnya hanya memberi kartu, tapi kalau tidak rekanan, sistemnya reimburse dengan pengembalian kurang lebih 1-2 bulan dan sesuai dengan nilai manfaat yang aku ambil dari asuransi.

Nah, dengan pertimbangan ini semua, akhirnya aku memutuskan untuk program di RS Bunda Margonda saja yang jelas-jelas sudah rekanan dengan asuransiku. Dengan harapan aku ngga perl pusing lagi mengenai pembayarannya karena semua akan ditanggung oleh asuransiku. Oia, buat yang penasaran dengan asuransi kesehatanku, aku ambil di Prudential Syariah dengan premi Rp 1.000.000,-, dengan sistem unit link.

Oke, kayaknya sekian dulu cerita awal #FitriMulkyIkhtiar kali ini. Sampai ketemu lagi di postingan selanjutnya.

Wassalamu'alaikum

Love,
FitriAulia