Tuesday 31 January 2017

Lampung-Bengkulu Trip Day 4 Part 1

Assalamu'alaikum

Hari keempat saya di Bengkulu, mungkin bisa dibilang ini merupakan hari terpadat selama perjalanan  trip Lampung-Bengkulu. Bagaimana tidak. Hari itu dimulai pukul 8 pagi untuk pertama kali mendatangi sebuah tempat bersejarah yang ada di Bengkulu. Namanya Fort Marlborough. Konon katanya, Fort Malborough ini merupakan benteng tertua peninggalan penjajahan Inggris yang ada di Kota Bengkulu. Benteng ini dibangun oleh Inggris di sekitar tahun 1714-1718 sebagai benteng pertahanan mereka kala itu. Benteng ini sangat luas dan memunggungi Samudera Hindia.


Di lokasi ini terbagi menjadi beberapa bangunan. Ada penjara, ada penyimpanan amunisi, bahkan ada bangunan yang khusus untuk tempat tinggal prajurit Inggris beserta keluarganya. Seperti bangunan di bawah ini. Iya, yang persis di bawah ini gambarnya. Itu bukan penjara lho!







Usai dari Fort Malborough tempat bersejarah yang kami datangi adalah Rumah Pengasingan Bung Karno. Ternyata rumah pengasingan ini tidak begitu luas, jadi kami hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk bisa melihat seluruh isi rumah ini.


Mengunjungi Kota Bengkulu, rasanya tidak sah jika tidak menyantap hidangan lautnya. Faktanya adalah Bengkulu memiliki garis pantai lebih dari 500 kilometer. Salah satu rumah makan yang menyediakan hidangan laut segar dengan harga yang cukup terjangkau adalah RM Marola. Lokasinya di Jalan Pariwisata dengan pemandangan Samudera Hindia di seberangnya.

Begitu masuk pelataran, terlihat semacam saung-saung besar yang penuh dengan pengunjung yang duduk lesehan sembari mengobrol atau berfoto-foto ria. Sebelum duduk di tempatyang diinginkan, kita diminta memilih hidangan laut di sejumlah bak dan akuarium. Bisa terlihat ikan-ikan segar seperti kakap, bawal, gebur yang masih berenang-renang. Begitu pula dengan udang, cumi, dan kepiting yang berukuran besar dan juga masih segar. Kita bisa memilih untuk digoreng atau dibakar, atau diberi tepung atau dibuat saus padang. Harganya dihitung per 100 gram.


Selesai dari RM Marola, kami sempat untuk melihat sunset yang begitu indah di sekitar Pantai Panjang. Masyaa Allah... Lukisan yang kuasa.


Wassalamu'alaikum

Tuesday 24 January 2017

Lampung-Bengkulu Trip Day 3

Assalamu'alaikum

Hari ketiga saya di Bengkulu, saya mulai menjelajahi wisata yang ada di provinsi ini. Karena kami baru tiba di Bengkulu dini hari, jadi perjalanan hari ini dimulai pukul 10.00 pagi. Kemana tujuan kita kali ini? Tujuan pertama kita adalah menuju Kota Curup. Pada sudah tahu Bunga Rafflesia Arnoldi kan ya? Jadi Kota Curup ini merupakan 'rumah'nya Bunga Rafflesia Arnoldi yang terkenal itu. Untuk bisa mencapai Kota Curup ternyata jaraknya cukup jauh dari pusat kota Bengkulu, sekitar 80 km, dan menghabiskan waktu kurang lebih dua jam. Topografinya sendiri berada di atas pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian 100-1.000 meter di atas permukaan laut. Sehingga tidak heran kalau di sini kita akan menikmati suhu dingin, mencapai 18 derajat celcius di pagi hari. 

Oia, ada sedikit kekecewaan di sini. Sayang sekali kami tak menjumpai bunga yang sangat fenomenal itu karena kami tidak mengetahui lokasi pasti dari tumbuhnya Bunga Rafflesia Arnoldi. Info dari rombongan yang bisa melihat Bunga Rafflesia Arnoldi saat itu belum mekar, baru kuncup saja. Jadilah di Kota Curup ini kami hanya menikmati makan siang (menjelang sore) di Lesehan Pancur yang menyajikan makanan sunda. Lesehan Pancur tepat berada di pintu masuk menuju Suban Air Panas. Tempatnya sangat enak dan nyaman. Banyak sekali pondok-pondok untuk kita lesehan dan ada juga yang bentuknya ruangan. Kita tinggal memilih saja mana yang cocok. Mohon maaf sekali makanan yang kami pesan tidak terdokumentasikan dikarenakan kami sudah sangat lapar. Haha... Baru ingat ketika ditengah menyantap makanannya. Kurang lebih yang kami pesan adalah 2 porsi sate kambing, ayam goreng satu ekor, tahu tempe 4 porsi, dan sayur kangkung. Untuk menu itu semua kurang lebih kami menghabiskan Rp 250.000 untuk makan berempat. Hmm, bagaimana menurut kalian? Masih terjangkau atau mahal ya untuk daerah seperti ini?





Setelah selesai makan, kami mencoba menuruti rasa penasaran ini untuk sedikit melihat objek wisata Suban Air Panas. Ternyata biasa saja. Setelah pintu masuk, hanya ada loket pembayaran, harganya Rp 10.000. Dan kalau mau lebih effort lagi untuk sampai ke atas kita akan menjumpai air terjun lho. Wahhh... Sayang sekali kita kurang dapat info kalau ada air terjun di daerah ini. Karena suami saya pasti akan mengusahakan untuk ke sana kalau sejak awal kami tahu ada air terjun di atas sana. Karena hari sudah sangat sore, maka kami tidak ada waktu untuk bisa bermain air di area tersebut, apalagi berjalan menuju air terjun di atas sana. Saya sendiri kurang tertarik untuk berendam air panas di sana. Tempatnya kurang alami karena sudah direnovasi secara modern. Jadi kami langsung kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan kembali ke hotel.





My Outfit:
Marjorie Scarf (floral white) by KIVITZ
Hazel Top (broken white) by KIVITZ
Kate Skirt (beige) by KIVITZ
Bag by Michael Kors

Wassalamu'alaikum

Lampung-Bengkulu Trip Day 2

Assalamu'alaikum

Hari kedua perjalanan saya ini sebenarnya sangat melelahkan. Perjalanan yang sangat panjang dan memakan waktu yang sangat lama. Dimulai dengan berangkat dari hotel di Lampung sekitar pukul 05.30 pagi dan tiba di Hotel Santika Bengkulu pukul 00.30 dini hari. Perjalanan panjang ini membuat saya tidak banyak mengambil gambar. Sepanjang jalan banyak saya habiskan dengan tertidur di dalam mobil sambil sesekali melihat pemandangan Lintas Barat Sumatera. Hanya tersisa foto ini yang ketika itu kami berhenti di sebuah masjid untuk menjamak shalat di perjalanan Lampung-Bengkulu.

Karena tak banyak yang bisa diceritakan di perjalanan hari kedua ini, izinkan saya untuk sedikit menulis tentang makna liburan dalam sudut pandang Islam. Semoga berkenan :)

Eloise Scarf (floral yellow) by KIVITZ

Jika kita mendengar kata liburan, pasti semua orang bergembira. Karena bergembira ketika mendengar kata liburan adalah bagian dari fitranya manusia. Masa yang penuh suka cita ini bisa mengembalikan kebersamaan dan kehangatan sebuah keluarga, mempererat pertemanan, juga  mengistirahatkan otak dan membuatnya segar kembali.

Liburan dalam sudut pandang Islam

Islam merupakan agama yang seimbang. Islam mengajarkan kita untuk bekerja juga berlibur. Menyuruh kita untuk beribadah juga refreshing. Menggapai sukses di dunia juga di akhirat. Berlibur pada dasarnya mengalihkan waktu dengan melaksanakan kegiatan yang bertujuan rehat, atau menggunakan waktu dengan bersantai, namun tetap bernilai ibadah dan bermanfaat. Tidak ada yang sia-sia dalam setiap detik kehidupan seorang muslim.
Allah berfirman: "Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang berdosa." (QS. An Naml: 96)

Rasulullah bersabda yang memperingatkan kepada kita agar bersikap seimbang dan tidak memberatkan diri: "Sesungguhnya agama ini mudah. Tiada orang yang memberatkan diri dalam urusan agama, kecuali ia akan dikalahkan. Maka mudahkanlah, mendekatlah, bergembiralah, dan gunakan sebaik mungkin waktu pagi, waktu sore, dan sebagian waktu malam kalian (untuk memperbanyak kebaikan)" (HR. Bukhari)

Tujuan Liburan

Di awal mungkin sudah disebutkan, bahwa liburan bisa menjadi memontum untuk mengembalikan kehangatan keluarga setelah disibukkan dengan aktivitas rutin. Dalam mengisi liburan, kita juga harus menentukan topik atau targetnya. Misalnya tahun ini, saya pilih jalur darat ke Bengkulu untuk memberi pengalaman baru buat saya akan perjalanan ini. Sehingga mungkin saya akan lebih bersyukur ketika saya naik pesawat. Tidak merasakan berjam-jam untuk sampai ke Bengkulu itu sebenarnya Alhamdulillah. Atau hikmah lainnya adalah bisa melihat pemandangan indah jalur barat Sumatera yang mungkin tidak akan saya dapat sama sekali kalau saya naik pesawat.

Jadi intinya adalah, kemana pun tujuan liburan kita, harus sesuai target. Tinggal kitanya saja yang harus mampu mengambil hikmah dari setiap perjalanan liburan ini. Karena bisa jadi, saat kita liburan ke luar negeri malah banyak mengeluhnya, misalnya terlalu banyak berjalan kaki, makanan yang tidak sesuai lidah, dan lain sebagainya.

Persiapan liburan

Agar liburan berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, menyenangkan dan bernilai lebih, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan jauh-jauh hari, di antaranya:
1. Merencakana budget untuk liburan
Kita bisa memasukkan persiapan dana liburan sebagai salah satu tujuan keuangan kita. Persiapan ini setidaknya dilakukan jauh-jauh hari, sekitar enam bulan sampai satu tahun sebelumnya. Kalau saya sendiri biasanya sudah membuat pos-pos tabungan, salah satunya, tabungan liburan.
2. Susun jadwal yang jelas
Buatlah tujuan berlibur dan susun acara yang menarik dan jelas. Usahakan tujuan dan acara itu tercapai dengan baik.
3. Tentukan objek liburan
Dalam menentukan objek liburan jangan lupa libatkan suami juga anak kita, sehingga kita dapat mengetahui tempat dan liburan seperti apa yang keluarga kita inginkan.
4. Selesaikan urusan kerja
Jangan lupa untuk menyelesaikan pekerjaan kantor sebelum kita dan keluarga berlibur. Agar selama liburan pikiran kita tidak terganggu dengan urusan pekerjaan kantor.
5. Jaga kesehatan
Jaga kesehatan kita dan keluarga sebelum liburan tiba. Agar kita semua dapat benar-benar menikmati liburan saat itu.

Wallahu'alam bishawab

Wassalamu'alaikum

Thursday 19 January 2017

Lampung-Bengkulu Trip Day 1

Assalamu'alaikum

Halo... Halo... Apa kabarnya saat ini? Sebenarnya, perjalanan ini terjadi saat liburan akhir tahun lalu. Namun karena hari ini baru sempat duduk manis di depan laptop, akhirnya bisa menulis dengan suasana yang santai. Langsung saja ya saya menceritakan pengalaman liburan saya kali ini.

Perjalanan touring Lampung-Bengkulu ini sebenarnya merupakan ajakan dari Bang John, suami dari Indira Putri, untuk mengikuti jalan-jalan dengan komunitas mobil milik Bang John. Sebelumnya saya dan suami sudah ikut touring dengan club ini sekitar dua kali. Karena anggota yang lain baik-baik dan saya beserta suami tidak ada jadwal jalan-jalan di akhir tahun juga, jadilah kita ikut lagi touring menyusuri Sumatera ini. Saya cukup excited dengan perjalanan ini karena semua hal yang ada dalam perjalanan ini merupakan hal yang baru buat saya. Mulai dari menyebrangi Selat Sunda dengan Kapal Ferry, perjalanan darat ke Pulau Sumatera yang memakan waktu berhari-hari, dan lain-lain. Walaupun saya berasal dari Aceh, saya belum pernah sekali pun menggunakan jalur darat untuk perjalanan ini.

Hari pertama ini, dimulai dengan janjian di Rest Area 13,5 km menuju tol Pelabuhan Merak. Akhirnya pagi-pagi sekali, sekitar pukul 06.00 saya dan suami sudah memesan taxi online untuk bisa menuju ke tempat janjian. Pagi-pagi masih setengah nyawa, naik taxi online, dengan tampang masih melongo. Begitu juga suami. Yang sepanjang jalan cuma bengong melihat jalan padahal mukanya masih ngantuk banget kelihatannya. Dengan membawa satu koper besar dan satu koper kecil, kami siap untuk petualangan kali ini bersama Bang John dan Indi!


Sambil menunggu anggota yang lain, saya menyiapkan sarapan sekaligus makan siang untuk saya dan suami. Karena menurut jadwal, siang hari kita akan berada di Kapal Ferry untuk menyebrang ke Lampung. Rest area 13,5 km arah Pelabuhan Merak cukup banyak menyajikan berbagai macam jajanan. Walau saat itu masih pagi sekali, tapi sekitar 60% toko di sana sudah buka. Awalnya saya ke mini market dahulu untuk membeli air mineral untuk cadangan selama perjalanan, cemilan, juga buah-buahan untuk sarapan. Lanjut ke coffee shop buat mengganjal mata yang masih setengah melek ini. Kemudian ditutup dengan membeli makanan untuk makan siang. Sejujurnya untuk sarapan, saya dan suami hanya makan buah-buahan yang dilanjutkan dengan kopi. Rasanya begitu saja sudah cukup. Kita pasangan yang kurang suka makan. Hehe... Yang penting kopi saja sudah cukup. Biasa baru makan besar ketika siang. Alhamdulillah dikasih Allah suami yang tidak banyak nuntut kalau soal makanan.


Sekitar pukul 11.00 siang kami sudah tiba di Pelabuhan Merak dan kemudian satu per satu mobil memasuki Kapal Ferry. Untuk biaya menyebrang per orang saya sedikit lupa, yang saya ingat hanya kami harus membayar Rp 360.000 untuk 4 orang dan 1 mobil. Keadaan kapal saat itu agak ramai mungkin karena berbarengan dengan masanya liburan anak sekolah. Tapi masih cukup nyaman buat kami. Setengah jam pertama saya dan suami berjalan mengelilingi kapal, dan selama sisa perjalanan kami pun tidur dengan, saya sih lebih tepatnya. Tidak ada rasa mual apalagi ingin muntah. Alhamdulillah... Sekitar 10 menit sebelum kapal ini menepi, saya kembali keluar ruangan untuk merasakan angin sepoi-sepoi dan pemandangan sekitar Pelabuhan Bakauheni.

Untuk outfit yang saya pilih adalah dress dengan potongan a-line (Lawa Dress) dipadu dengan hijab bermotif (koleksi baru lho) dan sepatu sneakers warna putih. Cukup casual bukan? Kenyamanan menjadi faktor utama dalam pemilihan outfit touring ini. Karena selain praktis, dress ini tidak bikin ribet, memudahkan kita untuk bergerak namun tetap syar'i. Semoga kita selalu dalam keistiqomahan berbusana syar'i apapun aktivitas kita.


Setibanya di Pelabuhan Bakauheni, perjalanan masih dilanjutkan menuju Kota Bandar Lampung.  Tapi sebelumnya kami makan di sebuah restoran yang menyajikan masakan padang tidak jauh dari Pelabuhan Bakauheni. Tak lupa kami menjamak shalat di tempat ini. Menurut saya yang uniknya di sini adalah para pramusaji yang kebanyakan orang Sunda lho. Sepertinya banyak juga transmigran dari Pulau Jawa ke Lampung ini. 

Selesai makan siang, kami lanjut ke Bandar Lampung. Kurang lebih waktu yang diperlukan sekitar 2,5 jam. Kira-kira jam 4 sore kami sampai di hotel. Alhamdulillah selama perjalanan lancar. Untuk pemilihan hotel oleh panitia malam ini tergolong biasa saja karena esok subuh kami sudah harus melanjutkan perjalanan ke Bengkulu. Toh, buat apa hotel mahal-mahal untuk menginap yang tidak sampai 24 jam ya?

Sambil menunggu makan malam bersama, saya, suami dan Indi menuju Lampung Walk dengan berjalan kaki karena memang lokasinya yang sangat dekat dengan hotel kami. Bang John tidak ikut karena dia merasa kelelahan dan perlu istirahat. Di sana kami mendapati coffee shop yang rasanya seperti di Jakarta. Interiornya bagus dan harganya juga WOW banget untuk di daerah seperti Lampung ini. Tapi kami hanya minum kopi saja. Karena qadarullahnya kami bertiga pecinta kopi. Tidak lama kita di sini. Jam 7 malam kita sudah kembali ke hotel dan makan bersama di sebuah restoran yang jaraknya sekitar 1 km dari hotel. Sayang sekali lupa nama restorannya. Tapi rasa masakan di sana tidak ada yang failed menurut saya. Malam itu kita pesan ikan dabu-dabu, sayur kangkung, lengkap dengan tahu dan tempe. 


Setelah makan malam selesai, kami kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Karena dijadwal yang sudah ditentukan, rembongan ini harus berangkat dari Lampung jam 5 pagi. See you on the next day!

Outfit:
Eloise Scarf by KIVITZ
Lawa Dress (dark teal) by KIVITZ
Shoes by Converse

Wassalamu'alaikum

Thursday 5 January 2017

Maybelline Fashion Brow Cream Pencil Review

Assalamu'alaikum


Welcome back to my blog! Setelah akhir tahun lalu saya jarang sekali update blog ini, di tahun 2017 ini saya berusaha lagi untuk konsisten menulis. Dua bulan tidak menulis blog, rasanya seperti ada yang kurang tersalurkan. Karena buat saya, blog ini benar-benar menjadi media untuk sharing dengan para readers blog ini.

Mengawali tahun 2017 ini, saya akan sedikit sharing mengenai pensil alis yang saat ini jadi andalan. Sebenarnya untuk alis ini saya pakai beberapa produk ketika proses 'membuat alis'. Dari mulai pensil alis, pomade, sampai yang bentuknya powder. Karena menurut saya, setiap bentuknya mempunyai keunggulan masing-masing.

Suatu hari, ketika saya sedang di kantor dan make up kit tidak kebawa, akhirnya saya tanya ke salah seorang karyawan apakah dia membawa pensil alis. Karena sore hari sepulang kerja, saya dan suami berencana untuk dating ke mall. Dan karena sudah terkena wudhu, alis yang saya 'buat' di pagi hari sudah mulai memudar. Akhirnya saya dipinjamkan sebuah pensil alis yang sebenarnya warnanya bukan aku banget, cokelat, beda dengan yang biasa saya gunakan. Tapi demi punya alis paripurna sore itu, akhirnya saya pakai saja. Pas dipakai kok ternyata enak banget. Pensil alis Wardah yang biasa saya pakai sangat pigmented. Rasanya kalau dipakai sehari-hari terlalu kereng warnanya, jadi nampak tidak natural.

Setelah saya sampai di mall, akhirnya saya datang ke counter Maybelline yang ada di mall tersebut dan langsung membelinya tanpa fikir panjang. Tapi, saya memilih yang warna abu-abu. Maybelline Fashion Brow Cream Pencil ini memang tidak menyediakan warna hitam pekat. Hanya ada dua pilihan warna, grey or brown. Dari sisi harga juga cukup murah, IDR 33.000 saja.


Setelah saya memakai ini sekitar satu bulan, saya merasa puas sekali. Sebelumnya saya juga pernah dengar review yang baik mengenai produk ini dari seorang beauty vlogger. Namun saat itu saya masih mempunyai pensil alis yang masih cukup panjang, jadi belum kepikiran untuk langsung membelinya. Mungkin kalau saya tidak pinjam ke karyawan, sampai saat ini saya masih saja pakai yang lama.



Warnanya tidak terlalu hitam sehingga saya memang perlu mengaplikasikannya berulang-ulang. Tapi it's ok! Karena buat hari-hari saya lebih baik memilih yang natural saja. Pensilnya juga tidak sakit saat mengaplikasikannya. Karena beberapa pensil alis ada yang karena tidak terlalu pigmented namun bentuk aplikatornya membuat sakit. Menurut saya, Maybelline Fashion Brow Cream Pencil ini cocok sekali digunakan untuk membentuk frame alis kta. Entah kenapa kalau pakai Wardah, alis saya jadi terlihat terlalu berantakan karena bentuk frame-nya yang tidak rapih.

Sekian dulu tips dari saya mengenai dunia peralisan yang tidak ada hentinya. Hihi... Semoga berguna bagi alis-alis wanita Indonesia di luar sana :)

Wassalamu'alaikum